Look n Feel . . ?

Selasa, 27 Juli 2010

Uang Saku atau Uang Hadir

Jaman sekarang tak ada yang gratis
   Ungkapan atau kata-kata seperti ini sering kita dengar, tapi memang benar itulah adanya. Pada kenyataanya apapun itu, asalkan ada uang segala urusan menjadi lancar. Seakan-akan uang adalah segala-galanya. Nah saat ini lagi ramai-ramainya pemilukada baik itu tingkat propinsi, kabupaten atau tingkat desa. Saya sering dengar teman-teman membicarakan soal uang saku atau uang hadir, jumlahnyapun bervariasi. Ada yang katanya saya dapat per orang, satunya lagi bilang ditempatnya cuma dapat per kepala keluarga sambil menggerutu. Yang lain lagi bilang jika dia tidak datang alasannya karena tidak mendapat uang bensin. Tapi jika ada uang sakunya, maka merekapun akan datang dan menentukan pilihan pada si pemberi uang saku tanpa melihat siapapun dia.


   Sekarang yang jadi pertanyaan adalah apakah hal yang seperti itu termasuk money politik atau bukan ya? Jika dilihat sekilas bahwa memberi sesuatu kapada seseorang untuk memilih mereka, itu adalah termasuk money politik / politik uang karena mereka mempengaruhi seseorang untuk menetukan pilihan dengan imbalan uang, tapi seseorang akan malas hadir karena tidak ada uang sakunya. Mereka memilih melakukan hal-hal yang lain ketimbang memilih kepala daerah / kepala desa. Jadi tidak heran jika saat ini jumlah golput terus meningkat termasuk jumlah surat suara tidak sah.  Mereka beranggapan bahwa memilih seorang pimpinan adalah bukanlah suatu kebutuhan bahkan sebaliknya si calon pemimpin itulah yang membutuhkan dukungan dari mereka untuk bisa jadi pemimpin. Banyak yang berdalih bahwa jika seseorang itu sudah menang maka merekapun akan dilupakan. Jadi pada hakikatnya nasib merekapun akan tetap seperti semula, bahkan bisa jadi lebih buruk daripada saat sekarang.
Sebagian lagi beranggapan bahwa dengan mendukung salah satu calon maka mereka telah membuka kesempatan calon tersebut untuk mendapatkan pekerjaan dan jika pekerjaan itu sudah didapat maka siapa yang memberi peluang kerja tersebut akan dilupakan dalam arti sudah putus hubungan hanya sampai disini.
   Sepertinya saat ini kondisi jadi terbalik, rakyat kecil bukan lagi butuh seorang pimpinan tapi pemimpin yang membutuhkan rakyat.
MUDAH2AN HAL ITU TIDAK TERJADI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat menggunakan tag HTML untuk BUAT LINK KE WEB/BLOG ANDA di kolom komentar ini!