Sebagai seorang muslim, tentu mendambakan datangnya bulan puasa, bulan yang disebut-sebut dalam Alquran sebagai bulan suci, dan bahkan dinilai lebih utama daripada seribu bulan lainnya. Sebagai kebanggaan Umat Islam kepada saudara-saudara sebangsa yang kebetulan bukan seiman, bahwa kami umat Islam memiliki cara yang amat spesifik dalam mengaktualisasikan keimanan kami dalam kehidupan sosial, berupa ibadah puasa.
Sebetulnya, apa puasa itu? Mengapa umat Islam diwajibkan puasa selama Ramadan? Dalam sejumlah ayat, Alquran menegaskan bahwa kewajiban menjalankan ibadah puasa hanya ditujukan kepada orang-orang beriman: perempuan dan laki-laki. Tujuannya jelas, agar mereka menjadi muttaqin (manusia yang bertakwa sepenuhnya kepada Tuhan) (QS al-Baqarah, 2:183). Tidak heran kalau hanya sedikit manusia yang mampu menjalankan ibadah puasa dengan benar. Sebab, kewajiban berpuasa ternyata bukan untuk semua manusia, melainkan terbatas kepada manusia pilihan, yaitu mereka yang sungguh-sungguh beriman.
Sejumlah hadis nabi pun menjelaskan bahwa puasa itu bertingkat-tingkat. Tingkat pertama disebut puasa awam, yaitu sekadar menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan seksual. Tingkat kedua dinamakan puasa khusus, yaitu di samping menahan diri dari tiga hal yang disebutkan tersebut, juga menahan seluruh anggota tubuh lainnya, seperti mulut, telinga, mata, kaki, dan tangan dari perilaku yang berpotensi mendatangkan dosa. Tingkat ketiga sering disebut sebagai puasa paling khusus. Puasa jenis ini bukan hanya menahan aspek jasmaniah, melainkan juga aspek batiniah, seperti pikiran, perasaan, dan angan-angan dari semua hal yang berpotensi membawa kepada dosa dan maksiat. Puasa seperti inilah yang dapat meneguhkan hati pelakunya dari berbagai godaan, hasrat, dan keinginan. Puasa seperti inilah yang dapat mendorong pelakunya untuk menghormati sesama manusia dan menghargai nilai-nilai kemanusiaanAbu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : Setiap amalan anak Adam untuknya satu kebaikan dibalas dengan 10 sampai 700 kebaikan. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa, karena dia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya’. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sudah barang tentu hikmah puasa tersebut sangat banyak baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan umat (masyarakat) pada umumnya. Diantara hikmah-hikmah tersebut yang terpenting dan mampu dijangkau oleh akal pikiran manusia sampai saat ini antara lain :
Memelihara kesehatan jasmani (Badaniyah)
Sudah menjadi kesepakatan para ahli medis, bahwa hampir semua penyakit bersumber pada makanan dan minuman yang mempengaruhi organ-organ pencernaan di dalam perut. Maka sudah sewajarnyalah jika dengan berpuasa organ-organ pencernaan di dalam perut yang selama ini terus bekerja mencerna dan mengolah makanan untuk sementara diistirahatkan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari selama satu bulan.
Dengan berpuasa ini maka ibarat mesin, organ-organ pencernaan tersebut diservis dan dibersihkan, sehingga setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan Insya Allah kita menjadi sehat baik secara jasmani maupun secara rohani. Hal ini memang sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim yaitu :
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda : "Berpuasalah maka kamu akan sehat" (HR. Ibnu Suny dan Abu Nu’aim)
Membersihkan rohani dari sifat-sifat hewani menuju kepada sifat-sifat malaikat
Hal ini ditandai dengan kemampuan orang berpuasa untuk meninggalkan sifat-sifat hewani seperti makan, minum (di siang hari). Mampu menjaga panca indera dari perbuatan-perbuatan maksiat dan memusatkan pikiran dan perasaan untuk berzikir kepada Allah (Zikrullah). Hal ini merupakan manifestasi (perwujudan) dari sifat-sifat malaikat, sebab malaikat merupakan makhluk yang paling dekat dengan Allah, selalu berzikir kepada Allah, selalu bersih, dan doanya selalu diterima.
Disamping itu hikmah yang terpenting dari berpuasa adalah diampuni dosanya oleh Allah SWT sehingga jiwanya menjadi bersih dan akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah SWT
Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa berpuasa membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial. Sehingga setelah seseorang selesai menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan diharapkan ia menjadi bersih dan sehat baik jasmani maupun rohani dan kembali suci bagai bayi yang baru lahir. Amiin.
Wallahu a'lam bi al-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda dapat menggunakan tag HTML untuk BUAT LINK KE WEB/BLOG ANDA di kolom komentar ini!